Minggu, 31 Oktober 2010

Bagaimana Mengubah Sampah Menjadi Rupiah

Berawal dipagi Minggu yang cerah di halaman rumah mertua (hehehehehe…lagi liburan gan), terdorong slogan Kebersihan sebagian dari iman, saya membersihkan halaman depan dan samping rumah mertua. Di samping rumah mertua berjejer pohon buah-buahan dengan berdaun lebat (buahnya belum ada), otomatis tiap pagi banyak daun berguguran. Kebiasaan kami, kalau tuh daun dah disapu, maka akan dikumpulkan di pinggir tebing, di bawah pohon nangka, nunggu kering untuk kemudian dibakar, dan selesailah sudah.

Saya melihat sampah dedaunan dan sampah organik lainnya telah banyak menumpuk, mungkin belum ada yang sempat membakar, saya berfikir tidak adakah manfaat dari sampah ini yang bisa diambil selain dimusnahkan? Tuhan takmungkin menciptakan sesuatu dengan sia-sia, meskipun hanya setumpuk sampah! Mugkin bisa untuk pupuk atau yang lainnya.

Saya masuk rumah, sejurus kemudian istri minta tolong dibelikan gas yang telah habis, saya bawa tabung gas untuk ditukar dengan yang berisi di warung sebelah (tentunya dengan membayar uang), pulangnya saya lewat tumpukan sampah organik tadi, sempat berfikir; coba sampah itu bisa dijadikan bahan bakar ya…TING! Sejurus kemudian sebuah kata melintas di otak saya: BRIKET! Ya sampah organik bisa dibuat menjadi briket! Biasanya briket terbuat dari arang-arang kayu, dan benda keras lainnya, tapi sampah juga bisa lho…

Setelah mencari-cari informasi, akhirnya terkumpul juga cara membuat briket dari sampah organik, ini dia caranya:

Membuat briket sampah tidaklah terlalu suli. Proses pertama adalah proses membuat arang. Bahan baku yang berupa sampah dibuat arang dengan cara dibakar dalam tabung tertutup. Jika dibakar di dalam ruang atau tabung terbuka maka sampah yang dibakar akan menjadi abu. Pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan drum atau bak di dalam tanah. Setelah menjadi arang, sampah bakar kemudian digiling hingga berbentuk bubuk arang, ditumbuk juga bias gan.
Selanjutnya, bubuk arang tersebut dicampur dengan adonan perekat yang terbuat dari kanji. Perbandingan campurannya, setiap satu kilogram adonan perekat, campuran bubuknya sebesar sepuluh kilogram (1 kg adonan perekat : 10 kg bubuk arang). Setelah itu barulah dilakukan pencetakan dan pengepresan dengan mesin. Untuk pengepresan bias juga dengan peralatan sederhana, yaitu dengan pipa paralon yang telah dipotong-potong sebagai cetakannya, cara nyetaknya irip nyetak gula aren, adonan dimasukan ke pipa paralon yang diberi alaa papan, kemudian ditekan yang kuat hingga padat, kemudian keluarkan dan keringkan.

Pengepresan merupakan bagian sangat penting karena menyangkut kualitas kepadatan briket. Semakin padat briket, makin semakin tinggi daya nyala apinya. Proses pencetakan briket menentukan briket yang akan dibuat. Cetakan briket pun beragam, ada yang kotak dan ada juga yang bulat. Setelah proses pencetakan selesai, briket yang masih basah itu kemudian dikeringkan dengan cara dijemur selama kurang lebih 2 hari. jika tak ada panas, atau pada saat musim hujan, briket yang masih basah cukup didiamkan selama 4 hari. Setelah kering, briket pun siap digunakan.
Briket yang sudah kering bias langsung digunakan buat memasak lho, jadi ga usah beli gas lagi deh, bias ngirit, kan lumayan, malah kalau otak bisnis kita jalan, briket ini bias jadi lahan bisnis sampingan lho, bias dijual ke tetangga, atau ke warung-warung.

Agar mudah dalam pemasarannya, briket dikemas dalam kantung plastik. Biar praktis gitu, kalau dah berjalan dan supaya kelihatan professional, dikemasannya bias dikasih cap atau merek. Untuk harga, itu terserah kitalah, tinggal perhitungkan modal dan tenaga dalam proses pembuatannya. Modalnya relative sedikit. Disaat bahan baker dan energi negeri ini menipis, dengan adanya bahan bahar alternative ini setidaknya bias meringankan kebutuhan kita akan ketergantungan bahan baker minyak dan gas. Untungnya lagi, penghasilan kita bertambah, asyik kan! Tadinya sampah, jadi rupiah!

OK. Itulah info dari ane, semoga bisa menginspirasi anda, dalam bisnis ataupun dalam berbuat baik dengan sesame. Kalau ada yang mau melengkapi silahkan.

Salam sukses!

1 komentar: